Snapshot di Metro TV minggu ini nyentil banget deh...abis yang disnapshot PNS di Jakarta dan Bandung. Tertangkap basahlah mereka yang keluyuran pada jam-jam kerja. Yang tertangkap tentu saja PNS yang berseragam/ beridentitas. Kalau PNS yang tidak berseragam (seperti aku dulu) ya aman-aman saja. Memang PNS lembaga non departemen seperti aku dulu tidak memakai seragam seperti lazimnya PNS Pemkot atau Pemprov yang mudah sekali dikenali. Pada tayangan itu, PNS di Jakarta yang kepergok kelihatan "malu-malu" dan ngacir, tapi beda halnya dengan PNS di Bandung yang diwawancarai..mereka terus terang bilang memang ada perlu, dan ada izin dari atasan, nyantai gitu caranya berkomentar.
Memang begitulah keadaannya, sangat longgar peraturan itu. Menpan di tayangan Snapshot itu juga mengatakan..kebanyakan mereka keluyuran seperti itu memang karena tidak ada job desk (..kutambahi..yang jelas).
Aku dulu juga tidak selalu duduk manis terus di kantor..kerja mulu. Tidak dong..ya istirahat juga, ya ngobrol-ngobrol kalau lagi jenuh, dan keluar kalau ada perlu dengan izin tentunya (walaupun tidak tertulis). Memang menyelesaikan pekerjaan tetap jadi prioritas di kantor. Kalau perlu mengorbankan jam istirahat siang juga aku jalani bahkan kadang lembur juga dijalani. Kadang juga keluar ke bank, bayar tagihan ini itu (karena mau nyuruh siapa lagee huhuhu), ke rumah sakit, ke kantor polisi (walah banyak juga perlunya ya), tapi yang jelas bukan belanja untuk keperluan pribadi. Kalau keluar yang lebih bisa disebut 'jalan-jalan' biasanya hari jumat siang saat para bapak sholat jumat..nah si ibu-ibu ini jalan-jalan di mall atau ke factory outlet sekedar cuci mata atau makan di luar lingkungan kantor. Keluar seperti itu pun dengan sepengetahuan dan seizin atasan. Keluar juga bukan berjam-jam..bahkan buatku keluar hanya setengah jam aja rasa bersalahnya setengah mampus. Tapi banyak juga yang ga izin denk...
Bukan berarti yang ga keluar-keluar kantor, datang pagi ke kantor, pulang tepat waktu itu juga kerja bener lho. Lha wong di kantor ngobrol ngalor-ngidul, kongkow-kongkow santai sambil ngrokok atau malah sambil nge-band. Hmm..siapa yang salah ya. Menurutku mereka ini ga salah juga kok. Habis mau gimana lagi lha wong ga dikasih kerjaan alias job desk dan tenggat waktu yang jelas oleh atasannya kok. Mau ngerjain apa lagi? Tapi ada juga yang sibuk banget dari pagi sampai pulang...bahkan sampai lembur. Tapi sang atasan juga bingung..mau dikasih kerjaan apa ya ni orang..kok ga sesuai backgroundnya, mau dikasih training kok ya dana training terbatas untuk orang yang terbatas. Disuruh apaan ya..ya udah deh terserah yang penting ditulis aja job desknya..walaupun bingung implementasinya kaya apa tuh..hehehe.
Manajemen PNS memang amburadul. Kerjaan banyak, menumpuk, selesai, datang lagi, ga ada tujuan yang jelas, ga ada goal yang jelas. Setahuku kebanyakan memang seperti ini..tidak punya cetak biru impian apa yang ingin diraih. Kalau ada orang punya mimpi..they said..don't be too idealistic. Terlalu banyak manipulasi, bohong-bohong kecil yang disebut BIASA memang HARUS BEGINI. Kalau tidak nanti kamu menyusahkan orang sekantor. Menurutku tetep aja judulnya bohong walaupun kecil. Ujung-ujungnya semua berakhir pada rutinitas roda berjalan. Capek tapi tidak sampai kemana-mana. Kalau seperti ini terus orang akan bosan dan mencari tantangan baru. Jangan-jangan..korupsi, manipulasi, selingkuh, buat video mesum ama artis dangdut atau teman kerja itu termasuk tantangan kali ya..(tau ah)

.
Jujur, banyak yang sudah merasa bosan kok menjadi PNS. Banyak keluhan euy..capee deh ngedengerinnya. Pendengar yang baik tetep harus manggut-manggut kalau ada yang curhat hehehehe..
Buat yang rajin, yang bekerja beneran, rewardnya kurang, tidak ada mekanisme yang jelas untuk menghargai pekerjaannya. Nah yang rajin ini bisa jadi akhirnya ikutan males. Ngiri ama yang males..kok enak banget ya.
Buat yang males, yang kerja asal-asalan, tidak ada punishment yang tegas, lha wong pecat memecat aja susah. Masih ada rasa ewuh pakewuh terhadap teman atau bawahan kalau urusan punishment begini, karena senioritas (menang tua-tuaan) itu sangat kuat di PNS. Males bukan karena karakternya males..tapi hopeless gituh.
Kebanyakan tidak mengundurkan diri karena memang banyak pertimbangan. Aku hargai itu. Orang kan berhak memilih jalannya masing-masing. Yang jadi pertimbangan terutama adalah penghasilan. Atau mungkin terlalu takut untuk kehilangan gaji yang biasanya mengalir tiap bulan. Selain itu tidak bisa berharap uang pensiun lagi..
Padahal menurutku ini mah uang PNS sendiri yang disisihkan tiap bulan. Harusnya jadi gede banget tuh (tapi tidak ternyata), puluhan tahun berbunga-bunga di bank. Mendingan disimpan sendiri aja di bank-bank syariah yang returnnya emang lebih gede tooh.
Finally, aku mengundurkan diri.
Apa yang dulu aku pikir ada ternyata tak ada di situ. Apa yang dulu ingin kucari di situ ternyata tak ada di situ. Apa yang dulu ingin kuraih ternyata bukan lewat ini jalannya.
Tidak ada yang ingin kukejar di situ pokoknya.
Kebiasaanku dari dulu adalah membuat peta pikiran tentang tujuan-tujuanku..semacam peta pikiran di
software mind manager gitu. Menggambarkan cita-cita, dan kemudian menggambarkan jalan yang mungkin menuju cita-cita itu. Namun, ketika aku menggambarkan tujuanku sebagai PNS, aku jadi tidak mampu menggambarkan apa-apa.
Menjadi kepala bidang? menjadi kepala institusi? menjadi pimpro?? halah ga kepengen blas..tidak terlalu menyentuh tujuan seperti itu. Tapi ternyata begitu banyak hal yang hanya bisa dilakukan jika kita menduduki posisi-posisi penting itu. Namun untuk mencapai posisi penting itu cara apa yang bisa dilalui?? Lewat prestasi?? gimana kalau reward ga jalan..kecewa pastinya dong. Terus apa dong..."kling kling" mengambil hati dan menyenangkan hati orang tertentu??? I'm not that kind of person.
Ini semua akhirnya membuatku tersadar tak ada jalan lain kecuali KELUAR. PNS memang tidak cocok untuk aku atau orang-orang sepertiku. I'm sorry good bye deh..